Membantu Menjaga Kesehatan dan Penyembuhan berbagai penyakit

info pemesanan 0823 1310 4931 (Kesempatan jadi agen dan distributor)
Breaking News
recent

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA TUBUH



MAKALAH PATOFISIOLOGI
‘’Gangguan Keseimbangan Asam-Basa Tubuh’’
Disusun Oleh :


Kelompok 7 :
·        DEA PUTRI FEBRIYANI
·        JASMINE RIZKY KENCANA PUTRI
·        S. MEYLIDA ANGGRAINI

Tingkat/ Program Studi
1A / D3 ATLM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN D3 ANALIS KESEHATAN TANGERANG
2015/2016

Daftar Isi
Gangguan Keseimbangan Asam Tubuh
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang                                                   ...........................................................................    1
1.2 Rumusan Masalah                                            ...........................................................................    2
TUJUAN                                                                  ...........................................................................    2
URAIAN MATERI                                    ...........................................................................    3
TANYA JAWAB                                                  ...........................................................................    16
RANGKUMAN                                               ...........................................................................    18
KOSA KATA                                                        ...........................................................................    19
DAFTAR PUSTAKA                                           ...........................................................................    20

 









Bab I
Pendahuluan
A.                Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). dan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperluk
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang menjadi fokus pembahasan dari makalah ini adalah:
1)    Keseimbangan asam basa respirasi
2)    Ketidakseimbangan asam basa respirasi, yaitu:
a.    Asidosis Respiratorik
b.    Asidosis Metabolik
c.    Alkalosis Respiratorik
d.   Alkalosis Metabolik
3)   Diagnosis gangguan asam basa
4)   Tabel gangguan dan kompensasi asam basa
5)   Penanganan gangguan asam basa

C.  Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan gangguan
volume cairan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum mempelajari asuhan keperawatn gangguan volume cairan
adalah :
a. Mengetahui konsep dasar anatomi fisioligi cairan tubuh
b. Mengetahui konsep dasar kekurangan volume cairan
c. Mengetahui asuhan keperawatan kekurangan volume cairan
d. Mengetahui konsep dasar kelebihan volume cairan
e. Mengetahui konsep gangguan keseimbangan asam dan basa


BAB II
Uraian Materi
A.    Pengertian Asam-Basa
·         ASAM
Asam adalah subtansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat dilepaskan dalam larutan (donatur proton). Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik dalam tubuh adalah menguap (volatile) dan tak menguap (non volatile).
·         Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas. Contohnya karbondioksida yang mampu bereaksi dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi H+ dan HCO3- : CO2+H2O  H2CO3  H++HCO3-  serta bisa diekskresi oleh paru-paru.
·         Asam non volatile tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk bisa diekskresi oleh paru-paru tapi harus diekskresikan melalui ginjal, misalnya asam laktat dan asam-asam keton.
·         BASA
Basa adalah subtansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan (akseptor proton). Basa yang kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa yang lemah seperti natrium bicarbonat (NaHCO3) hanya sebagian terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam. Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH.
-       Klasifikasi pH
·         pH 7,0 adalah netral.
·         pH diatas 7,0 adalah basa (alkali).
·         pH dibawah 7,0 adalah asam.

1.                   Gangguan Asam Basa
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah :
1.    Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2.      Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3.         Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadilebih asam  
Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh  :
1.     Ginjal menahan  Na & HCO3,kemudian mengeluarkan clorida, ion hydrogen dan anion lain, sehingga urine menjadi lebih asam. Hasilnya adalah peningkatan  kadar HCO3 yang akan membantu memperahankan PH normal.
2.     Sistem dapat manya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara
3.     Paru-paru : berespon secara cepat terhadp perubahan kadar H­+  dalam darah dan mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut


2.1       Etiologi dan Patogenesis
Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mensekresi beban asam harian, atau kehilangan bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolik umunya dibagi dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat. Selisih  anion dihitung dengan mengurangi kadar Na+  dengan jumlah dari kadal Cl- dan HCO3- plasma. Nilai normalnya adalah 12. Penyebab asidosis metabolik dengan selisih anion tak terukur seperti asam sulfat, asam fosfat, asam laktat dan asam-asam organik lainnya. Apabila asidosis disebabkan oleh kehilangan bikarbonat (seperti pada diare), atau bertambahnya asam klorida (contoh, pada pemberian amonium klorida), maka selisih anion akan normal.  Pada asidosis metabolik dengan selisih anion normal, kehilangan HCO3-  dapat terjadi melalui saluran cerna atau ginjal. Diare, fistula usus halus dan ureterosigmoidostomi dapat menyebabkan kehilangan HCO3- secara bermakna; sedangkan reabsorpsi HCO3- oleh ginjal menurun pada tubulus proksimal atau pada orang yang mendapat pengobatan dengan inhibitor karbonik hidrase seperti asetazolamid. Klorida berko,petisi dengan HCO3- dalam mengikat Na+, sehingga berkaitan dengan keseimbangan asam basa tubuh. Apabila HCO3 keluar tubuh [HCO3-] serum menurun, maka timbul kompensasi berupa peningkatan [Cl-] plasma, karena jumlah anion dan kation dalam ECF harus sama untuk mempertahankan muatan listrik yang netral. Hal tersebut menyebabkan timbulnya asidosis metabolik hiperkloremik. Pemberian garam klorida yang berlebihan (misal ; NH­4Cl) juga dapat menyebabkan terjadinya asidosis metabolik hiperkloremik. Asidosis yang
disebabkan oleh pemberian larutan garam IV secara cepat biasanya bersifat ringan, sementara dan disebut sebagai asidosis dilusional.
Keadaan-keadaan yang menyebabkan asidosis metabolik dengan selisih anion tinggi, tercantum pada kotak 22-1.Gangguan keseimbangan asam-basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular maupun gangguan fungsi sususnan saraf pusat. Gangguan keseimbangan asam-basaserius biasanya menunjukkan fase akut ditandai dengan peregeseran ph menjauhi batas nilai normal. Secara umum, analisis keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan keseimbangan asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama yaitu respiratorik dan metabolic. Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai pCO2 yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru, sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ions difference), yang terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan asam basa :
1.       Konsentrasi ion hidrogen [H+].
2.       Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-].
3.       pCO2
·         Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis gangguan asam basa :
1.      Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun  disebut asidosis.
2.      Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik  alkalosis
3.      Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan metabolic.
4.      Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan respiratorik
·         Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam basa
1.        Asidosis metabolic
2.        Asidosis respiratorik
3.        Alkalosis metabolic
4.        Alkalosis respiratorik
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
*       Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
*       Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkakosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
1.         Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
a.      Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
*      Emfisema
*      Bronkitis kronis
*      Pneumonia berat
*      Edema pulmoner
*      Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
2.        Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik (kekurangan HCO3-) adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga terjadinya penurunan pH (peningkatan [H+]). [HCO3-] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 memulai hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
a.    Penyebab
Penyebab Asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1.      Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2.      Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimanaasam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3.      Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR)atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderitagagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.    
b.        Penyebab utama dari Asidosis Metabolik:
*        Gagal ginjal
*        Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
*        Ketoasidosis diabetikum
*        Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
*        Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
*        Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

3.     Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadarkarbondioksida dalam darah menjadi rendah.
a.      Penyebab :
ü  Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
ü  Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
b.      Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :
·           Rasa nyeri
·           sirosis hati
·           kadar oksigen darah yang rendah
·           demam
·           overdosis aspirin.
c.       Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambatpernafasan.Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
4.       Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
a.      Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
b.      Penyebab utama alkalosis metabolik:
1.         Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2.         Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung.
3.         Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid)



Tanya Jawab
1.       Asep, seorang pemain sepak bola, tiba-tiba terjatuh di lapangan setelah mencetak gol. Setelah dilakukan analisa gas darah, ditemukan data sebagai berikut :
– pH 7,2 (turun)
– HCO3- 15 mEq/L (turun)
– pCO2 38 mmHg (normal)
– pO2 100 mmHg (normal)
– base excess -13 (turun)
Jadi, Dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa mas Yoshiharu mengalami Asidosis Metabolik Belum Terkompensata. Nilai pH turun menandakan asidosis. Nilai HCO3- turun menandakan proses metabolik sebagai penyebab primernya. Nilai pCO2 masih normal menandakan belum terkompensasinya asidosis. Nilai pO2 yang normal menunjukkan belum adanya hipoksia.
2.      Setengah jam kemudian, analisa gas darah mas Yoshiharu adalah sebagai berikut :
– pH 7,28 (turun)
– HCO3- 9 mEq/L (turun)
– pCO2 20 mmHg (turun)
– pO2 100 mmHg (normal)
– base excess -17 (turun)
Kondisi mas Yoshiharu sekarang adalah asidosis metabolik terkompensata tanpa hipoksia. Nilai pCO2 telah turun à disebut “telah terkompensata”. Nilai pO2 masih normal à menandakan belum terjadi hipoksia.

Asidosis metabolik berat terjadi apabila :
– pH < 7,2
– HCO3- 7,45 dan HCO3- > 28 mEq
Contoh kasus
– pH 7,58 (naik)
– HCO3- 29 mEq/L (naik)
– pO2 100 mEq/L (normal)
– pCO2 38 mEq/L (normal)
– base excess + 6 (naik)
Diagnosisnya adalah alkalosis metabolik tanpa hipoksia.









Rangkuman
·         Keseimbangan Asam-Basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen [H+]. Kadar [H+] normal dalam darah arteri 4 x 10-8. Angka ini dinyatakan sebagai pH (log negstif dari [H+]). Cairan tubuh digolongkan sebagai asam atau basa menurut kadar ion [H+].
·         Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh  :
1.      Ginjal menahan  Na & HCO3,kemudian mengeluarkan clorida, ion hydrogen dan anion lain, sehingga urine menjadi lebih asam. Hasilnya adalah peningkatan  kadar HCO3 yang akan membantu memperahankan PH normal.
2.      Sistem dapat manya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara
3.      Paru-paru : berespon secara cepat terhadp perubahan kadar H­+  dalam darah dan mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut
·         Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam basa
1.       Asidosis metabolic
2.       Asidosis respiratorik
3.       Alkalosis metabolic
4.       Alkalosis respiratorik



Kosa Kata
Asidosis : suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah
Alkalosis : suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah
Asidosis Dilusional : Asidosis yangdisebabkan oleh pemberian larutan garam IV secara cepat biasanya bersifat ringan, dan sementara.
Hiperventilasi : Pernafasan yang cepat dan dalam



Daftar Pustaka
·         Price, Sylvia A. Dan Wilson Lorraine M. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2003
·         Chan JCM, Gill JR: Kidney and electrolyte disorders, New York, 1990. Churchill Livingstone.
·         Galla JH, Luke RG: Pathophysiology of metabolic alkalosis, Hosp Pract 22: 123, 1987.
Usaha Digital Indonesia

Usaha Digital Indonesia

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.